Terima kasih Telah berkunjung

Minggu, 21 Februari 2016

kegalauan karna perubahan kurikulum diindonesia

Sebenarnya perubahan kurikulum di Indonesia cukup wajar, seiring berjalanya waktu perubahan kurikulum diindonesia sudah berganti hingga enam kali. Perubahan kurikulum didasari karna perkembangan dan perubahan yang terjadi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dan bernegara diindonesia. Perubahan kurikulum dipengruhi oleh perubahan global, ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya.

       Perubahan kurikulum sebenarnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri pada perubahan yang terjadi di dunia yang paling penting tujuan pemerintah mengganti kurikulum dalam pendidikan tidak lain adalah karna ingin memperbaiki mutu pendidikan supaya bisa berkembang lebih baik dari sebelumnya.

       Pada kenyataanya kurikulum yang sering bergonta ganti menimbulkan masalah pada siswanya, kurikulum pendidikan yang kurang baik maksudnya disini pada saat kurikulum diganti apakah siswanya mudah menerima ataukah sudah siap dengan adanya perubahan kurikulum dari pemerintah.

       Bila dilihat pula dalam prestasi siswanya, apakah sudah cukup baik?  Pada kenyataanya perubahan kurikulum bahkan memberi dampak yang tidak bagus pada siswanya, ini terbukti pada prestasi siswa, siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran pada kurikulum yang baru.

       Perubahan kurikulum tidak hanya berdampak pada siswanya tetapi berpengaruh pada sekolahnya juga, setiap kali terjadi perubahan kurikulum berarti tujuan atau visi sekolah akan ikutan kacau, sebagai contoh sekolah ingin mencapai apa yang sudah direncanakan ataukah apa visi dari sekolah tersebut, tentu saja untuk mewujudkan tujuan dari sekolah tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan puluhan tahun, saat terfokus pada tujuan yang ingin dicapai tiba-tiba kurikulumnya diganti lagi karna tujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan tentu saja tujuanya pun harus diganti karna sekolah berpatokan pada kurikulum.
       Guru sebagai fasilitator harus pula menyiapkan diri ketika menghadapi masalah karna bergonta gantinya kurikulum, bukan hanya siswa yang belum siap menerima perubahan kurikulum tetapi gurunya juga, dimana pada kurikulum 2013 ini cenderung siswanya lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator dan motifator, berarti guru tidak diwajibkan mengajar dan memberi pengetahuan pada siswanya. Berarti siswa harus mencari tahu sendiri informasi pendidikan, hal ini memang bagus sebab siswa lebih mandiri dalam memperkaya pengetahuanya, bias mengotak-atik dunia maya bahkan siswa siswa memiliki bacaan tersendiri, bias berbagi ilmu yang dimilikinya tapi apakah siswa yang belum bias beradaptasi dengan kurikulum bahkan belum tau seperti apa itu internet misalnya saja di pesisir yang tidak ada jangkauan internetnya.


       Pemerintah seharusnya memikirkan juga dampak negative yang ditimbulkan dari perubahan kurikulum sangat cepat.

1 komentar: