Terima kasih Telah berkunjung

Minggu, 28 Februari 2016

KURIKULUM INDONESIA

Kurikulum merupakan program atau rencana yang dikembangkan oleh lembaga (sekolah) untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bagi siswa.
Hal penting dalam kurikulum
·       Kurikulum merupan program atau rencana yang memuat proyeksi atau rencana yang akan dilakukan oleh lembaga kurikulum.
·       Kueikulum merupakan seluruh pengalaman.
Selain sebagai rencana, kurikulum juga sebagai pengalam atau aktifitas yang terjadi sebagai realisasi dari program atau rencana yang telah dibuat sepenuhnya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Bab 1 ayat 1 ayat 19.


Ø Komponen-komponenu Kurikulum 2013
1.    Komponen tujuan
   Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan dijalankan.
   Kompetensi merupakan kemampuan yang berhubungan dengan aspek pengetahuan sikap dan keterampilan yang harus direfleksikan dalam berpikir dan bertindak secara konsisten
2.       Komponen isi
  Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program dari masing-masing bidang studi tersebut.
  Isi kurikulum sebagai bahan ajar sebaiknya dikembangkan dari berbagai sumber yang luas dan bervariasi yang sengaja dipersiapkan maupun yang dimanfaatkan.
3.    Komponen Metode
  komponen metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting karena metode dan strategi yang digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan apakah materi yang diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak.
4. Komponen Evaluasi
      Alat ukur untuk mengetahui keterlaksanaan program dan tingkat dan keberhasilan yang telah dicapai dikaitkan dengan rencana yang telah ditetapkan oleh kurikulum. Alat kurikulum harus ditetapkan secara valid dan dapat menilai seluruh aspek kurikulum.

  Ø Sejarah Kurikulum
·       Kurikulum tahun 1947
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Setelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan.
·       Kurikulum tahun 1952(rentjana  pelajaran terurai tahun 1952)
Kurikulum ini sdudah mengarah pada suatu system didikan nasional yang paling menonjol sekaligus ciri dari  1952 bahwa setiap rencana harus memperhatikan isi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari .
·       Kurikulum tahun 1968(rencana pendidikan 1968)
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
·       Kurikulum 1975
Sebagai pengganti kurikulum 1968  rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Ø Kurikulum tahun 1984 (kurikulum CBSA)
           Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
          Pembelajaran matematika merupakan gerakan revolusi matematika, revolusi ini diawali oleh kehawatiran Negara maju yang akan disusul oleh Negara terbelakang  saat itu seperti jerman, barat, jepang, korea dan taiwang. Pelajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemjuan tekhnologi mahir seperti kalkulator dan computer.
·       Kurikulum tahun 1994
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” .
Tahun 90-an kegiatan olimpiade matematika internasional begitu marak. Sampai tahun 1977 saja sudah 19 kali diselenggarakan olimpiade matematika internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi tuan rumah pelaksanaan olimpiade, dan yang berhasil mendulang medali adalah Amerika, Rusia, Inggris, Hongaria, dan Belanda.
Indonesia tidak ketinggalan dalam pentas olimpiade tersebut namun jarang mendulang medali. Keprihatinan tersebut diperparah dengan kondisi lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang mampu dalam menyelesaikan problem-problem kehidupan dan lain sebagainya. Dengan dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah kurikulum tahun 1994.
Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang  berkaitan dengan materi. 
·       Kurikulum tahun 2004 (KBK)
           Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.
·       Kurikulum tahun 2006 (KTSP)
Kurikulum ini dikenal sebagai tingkat satuan pendidikan (KTSP) awal 2006 di coba hentikan munculnya KTSP tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran siswa hingga teknik evaluasi tidaklah banyak perbedaan  dengan kurikulum tahun 2004.
         Perbedaan yang paling menonjol yaitu guru lebih diberi kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan kerangka dasar, standar kompetensi kelulusan, standar kompotensi dan kompotensi dasar setiap masa pelajaran untuk setiap satuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh departemen pendidikan  nasional.
·       Kurikulum tahun 2013
untuk menunjang penerapan Kurikulum 2013 pemerintah telah menerbitkan sejumlah peraturan menteri yang menjadi rujukan penerapan Kurikulum 2013, diantaranya adalah peraturan menteri tentang:
1.  Standar Kompetensi Lulusan
2.  Standar Isi
3.  Standar Proses
4.  Standar Penilaian
5.  Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum    mulai jenjang SD/MI sampai jenjang SLTA
6.  Buku Teks Pelajaran


Kurikulum 2013 mengandung beberapa hal yaitu
·       Pembelajaran lebih mengarah pada karakter anak didik.
·       Pembelajaran lebih mengarah pada proses, bukan sekedar dari hasil belajar. Proses pembelajaran memegan penting peranan penting dalam dunia pendidikan.
Assement pembelajaran mengarah pada assessment otentik, yaitu penilaian nyata terhadap apa yang diperoleh siswa dalam proses pendidikan.
1.      Peranan konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa. Peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina prilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai sosial.
2.      Peranan kreatif
Ilmu pengetahuan dan aspek-aspek yang lain akan senantiasa mengalami perubahan yakni mengalami perkembangan sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu peranan kreatif disini menekankan agar kurikulum juga mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan zaman yang dibutuhkan oleh masyarakat masa kini dan masa yang akan datang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu peserta didik dalam rangka mengembangkan potensi yang ada pada dirinya guna memperoleh dan mendalami pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya sesusai dengan tuntutan perkembangan zaman.
3.      Peranan kritis dan evaluatif
Peranan kritis dan evaluatif dilatar belakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai – nilai dan budaya yang aktif dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai – nilai budaya masalalu kepada peserta didik perlu adanya penyesuaian yakni disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada saat ini. Sealain dari itu perkembangan yang terjadi pada saat ini dan saat yang akan datang belum tentu sesuia dengan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, akan tetapi juga harus memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang hendak diwariskan. Oleh karena itu kurikulum juga diharapkan mampu berperan aktif dalam control atau filter sosial. Nilai – nialai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modivikasi dan penyempurnaaan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar