A. DESKRIPSI
Dalam kehidupan
sehari-hari, banyak terjadi peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan
pengetahuan yang bermanfaat. Namun hal tersebut tidak kita sadari bagaimana
cara mengembangkan peristiwa-peristiwa yang bermanfaat bagi kehidupan kita.
Salah satu dari ilmu pengetahuan tersebut adalah ilmu fisiska, dimana ilmu
fisika tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari dalam
melakukan suatu aktivitas, contoh ilmu fisika yang mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan usaha manusia untuk mempelajari gejala alam. Setelah gejala
alam diketahui, maka dipikirkan bagaimana cara pemanfaatannya di dunia nyata
atau kehidupan sehari-hari , kajian ilmu fisika sangat sering muncul dalam
terjadinya suatu peristiwa, misalnya sebuah mobil yang melakukan pengereman dan
lain-lain, memindahkan sebuah barang/benda ketempat lain. Peristiwa-peristiwa
ini tentunya menimbulkan banyak pertanyaan bagi kita jika kita kaitkan dengan
ilmu fisika.
Disini kita akan
membahas bagaimana caranya kita menerapkan pertanyaan-pertanyaan yang ada
dipkiran kita dengan mempelajari materi-materi fisika. Dalam makalah ini kami
akan menjelaskan tentang definisi besaran vektor , dan melakukan penjumlahan
dan perkalian vektor. Jika dilihat
dari nilai dan arahnya, besaran dibedaka menjadi 2, yaitu besaran skalar dan
besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah. Contoh
dari besaran skalar adalah massa,
waktu, panjang dan masih banyak lagi. Sedangkan besaran vektor adalah besaran
yang memiliki nilai dan arah. Untuk lebih menambah pemahaman kita tentang analisis dimensi maupun
besaran vektor dan besaran skalar, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan,
besaran vektor dan besaran skalar lebih lanjut. Kajian-kajian yang dijelaskan
diantaranya pengertian skalar dan vektor, operasi vektor, resultan vektor
dengan metode jajar genjang, resultan vektor dengan metode poligon, resultan
vektor dengan metode analisis. Selain dari semua itu, kami juga akan
menjelaskan tentang perkalian titik (dot), perkalian silang (cross) dan
sifat-sifatnya
a.
Kompetensi
Dasar
Memahami pengertian vektor dan mampu melakukan operasi vektor
b.
Indikator
1)
Memahami pengertian besaran vektor.
2)
Menyatakan
atau menggambarkan vektor dengan diagram
vektor
3)
Menyatakan
atau menggambarkan vektor dengan notasi
huruf
4)
Menyatakan
atau menggambarkan vektor dengan notasi
analitis
5)
Menjumlahkan dua vektor atau lebih dengan
metode jajaran genjang.
6)
Menjumlahkan dua vektor atau lebih
dengan metode poligon.
7)
Menjumlahkan dua vektor atau lebih
dengan metode analitis.
8)
Mengetahui pengaplikasian vektor dalam
kehidupan sehari-hari.
9)
Melakukan perkalian vektor DOT dan CROSS
B. MATERI
a. Pengertian
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai
dan arah. Besaran ini selain dipengaruhi nilainya juga akan
dipengaruhi oleh arahnya. Contohbesaran ini adalah perpindahan. Ali berpindah 2
meter. Pernyataan ini kurang lengkap, yang lebih lengkap adalah Ali berpindah 2
meter ke kanan. Nilai perpindahannya 2 meter dan arahnya ke kanan. Contoh
besaran vektor, antara lain, perpindahan, kecepatan, percepatan, momentum, dan
gaya. Untuk menyatakan besaran vektor, harus menggunakan nilai (angka) dan
disebutkan arahnya. Misalnya, Nisa berlari ke utara dengan kecepatan 5 km/jam
dan Robert menggeser almari sejauh 3 meter ke barat.
Besaran skalar adalah besaran yang memiliki
nilaisaja. Contoh besaran skalar adalah massa. Perlukah
kalian menimbang massa benda untuk mencari arah massa itu? Tentu tidak.
Menimbang massa hanya dihasilkan nilai saja misalnya massa kalian 60 kg,
berarti nilai massa itu 60 kg dan tidak memiliki arah. Contoh besaran skalar,
antara lain, massa, panjang,waktu, volume, energi, dan muatan listrik. Anda
dapat menyatakanbesaran skalar hanya dengan menyatakan nilainya saja. Misalnya,
massaAcong 35 kg, panjang pensil 20 cm, dan volume bak mandi 1.000
liter.Besaran skalar selalu bernilai positif. Contoh
besaran skalar yang lain adalah jarak, waktu, volume dan energi.
b. Penulisan
dan Penggambaran Vektor
Menyatakan
atau menggambarkan vektor ada 3 cara, yaitu dengan diagram vektor, notasi huruf dan notasi analitis.
1.
Cara pertama yaitu dengan diagram
vektor, vektor dapat digambarkan dengan anak panah.
Gambar 1.1Vektor AB
digambarkan dalam diagram vektor
|
A
|
B
|
Besar dan arah vektor dapat kita lihat
atau dapat digambarkan melalui diagram vektor. Misalkan diagram vektor di atas,
kita dapat melihat besar dan arah vektor A dan B, panjang dari anak panah dapat
kita lihat sebagai besar atau nilai vektornya misalnya panjang anak panahnya 1
meter, sedangkan arah dari vektor tersebut dapat kita lihat dari arah kepala
anak panah pada diagram vektor.
2. Cara yang kedua adalah dengan notasi
huruf. Ada beberapa aturan dalam penulisan vektor menggunakan huruf. Vektor
dapat ditulis dengan huruf kapital yang dicetak tebal, huruf kecil yang dicetak
tebal, dan dalam penulisan sehari-hari biasanya ditulis dengan menambahkan anak
panah di atas huruf yang menyatakan vektor. Sebagai contohnya vektor AB, dapat ditulis AB, ab, ataupun
dan
. Vector AB memiliki arti atau dapat diartikan bahwa arah vektornya dari
vektor A ke vektor B.
3. Cara yang ketiga
adalah dengan notasi analitis. Notasi ini digunakan untuk menganalisa vektor
tanpa menggunakan gambar atau diagram. Contoh : vektor a dapat dinyatakan dalam komponen – komponen sebagai berikut :
Gambar
1.2Menggambarkan
vektor dengan cara notasi analitis
|
a
|
ax
|
ay
|
x
|
y
|
x
|
y
|
z
|
ay
|
az
|
ax
|
Lebihmudah
jika menyatakan vektor menggunakan vektor satuan dalam arah sepanjang sumbu –
sumbu koordinat yang dipilih. Dalam koordinat siku – siku biasanya digunakan
lambang khusus i, j dan k untuk menyatakan vektor satuan dalam arah sumbu x, y
dan z positif berturut – turut.
a)
Dua vektor dikatakan sama jika arah dan
besarnya sama
A
B
Gambar
1.3 Vektor
yang sama
|
Jika vektor dinyatakan seperti gambar di atas, maka dapat dikatakan
A
= B
b)
Dua vektor dikatakan tidak sama jika :
a.
Gambar 1.4
vektor dengan arah yang berbeda
|
B
|
A
|
b. Dua vektor yang besarnya tidak sama tetapi
memiliki arah yang sama
Gambar 1.5
vektor dengan besar yang berbeda
|
A
|
B
|
c. Dua vektor yang besar dan arahya berbeda
Gambar 1.6
vektor dengan arah dan besar yang berbeda
|
A
|
B
|
c.
Operasi
Vektor
Dalam
vektor, ada beberapa operasi-operasi atau cara-cara yang dapat digunakan dalam
menentukan nilai dari sebuah vektor, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
A B
Gambar
1.7Vektor A
dan B
Gambar
1.7Vektor A
dan B
|
Diberikan
2 buah vektor seperti pada gambar. Tentukan hasil A + B= ?
Dalam
penjumlahan vektor tanda “+” dalam penjumlahan vektor memilki artidilanjutkan, jadi jika A + B berarti
vektor A dilanjutkan oleh vektor Bseperti pada gambar dibawah kita dapat lihat
bahwa vector A diteruskan oleh vektor
B sehingga hasilnya adalah garis panjang yang berwarna merah.
A
|
B
|
A + B
|
Gambar
1.8 Vektor A
+ B
|
Untuk
pengurangan vektor tanda “-“berarti
berlawanan arahmisalnya vektor A-B, dapat kita kurangi atau hitung seperti pada
gambar dibawah ini.
A
|
B
|
−
B
|
A - B
|
Gambar 1.9 Vektor A - B
|
d. Resultan vektor dan metode mencari
resultan
Resultan merupakan hasil penjumlahan dari beberapa
vektor. Dalam menentukan resultan dari suatu vector dapat menggunakan beberapa
cara atau metode antara lain metode jajar genjang, metode segi banyak atau
poligon dan metode analitik.
1. Metode Segitiga
Untuk mengetahui jumlah dua buah vektor Anda dapat menggunakan
metode segitiga. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a)
Lukislah vektor pertama
sesuai dengan nilai dan arahnya, misalnya A!
b)
Lukislah vektor kedua,
misalnya B, sesuai nilai dan arahnya dengan titik tangkapnya berimpit
pada ujung vektor pertama!
c)
Hubungkan titik tangkap vektor pertama (A)
dengan ujung vektorkedua (B)!
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
berikut!
Selisih
dua buah vektor dapat diketahui dengan cara sepertipenjumlahan vektor.
Misalnya, selisih dua buah vektor A dan B adalahC,juga
dapat dinyatakan C = A – B atau C = A + (-B).
Hal ini menunjukanbahwa selisih antara vektor A dan B adalah hasil penjumlahan
vektor Adan -B, dengan -B adalah vektor yang berlawanan
arah dengan B tetapinilainya sama dengan B. Perhatikan gambar
berikut!
2. Metode Jajargenjang
Anda dapat memperoleh resultan dua buah
vektor dengan metodejajargenjang. Pada metode jajargenjang terdapat beberapa
langkah, yaitusebagai berikut.
a)
Lukis
vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal berimpit (Gambar 1.10(a))!
b)
Lukis
sebuah jajargenjang dengan kedua vektor tersebut sebagai sisisisinya (Gambar
1.10(b))!
c)
Resultan
kedua vektor adalah diagonal jajargenjang yang titik pangkalnya sama dengan
titik pangkal kedua vektor. Perhatikan (Gambar 1.10(c))!
Pada metode jajargenjang, satu kali lukisan hanya
dapat digunakanuntuk mencari resultan dua buah vektor. Untuk resultan yang
terdiri atastiga buah vektor diperlukan dua jajargenjang, empat buah vektor
diperlukantiga jajargenjang, dan seterusnya.
3.
Metode Poligon
Metode poligon dapat digunakan untuk
menjumlahkan dua buah vektor atau lebih, metode ini merupakan pengembangan dari
metode segitiga. Langkah langkah menentukan resultan beberapa vektor dengan
metode poligon adalah sebagai berikut.
a) Lukis
vektor pertama (lihat Gambar 1.11(a))!
b) Lukis
vektor kedua, dengan pangkalnya berimpit di ujung vektor pertama(lihat Gambar
1.11(b))!
c) Lukis
vektor ketiga, dengan pangkalnya berimpit di ujung vektor kedua
dan seterusnya hingga
semua vektor yang akan dicari resultannyatelah dilukis (lihat Gambar 1.11(c))!
d)
Vektor resultan atau vektor hasil
penjumlahannya diperoleh denganmenghubungkan pangkal vektor pertama dengan
ujung dari vektor yangterakhir dilukis (lihat Gambar 1.11(d))!
4. Metode
Analisis
Metode yang paling baik (tepat) untuk
menentukan resultan beberapa vektor dan arahnya adalah metode analisis. Metode
ini, mencari resultan dengan cara perhitungan bukan pengukuran, yaitu
menggunakan rumus kosinus dan mencari arah vektor resultan dengan menggunakan
rumus sinus.
a) Menentukan Resultan Vektor Menggunakan Rumus KosinusUntuk
menentukan vektor resultan secara matematis dapat Andagunakan rumus kosinus,
yaitu sebagai berikut.
Keterangan:
R :
resultan vektor
F1
: vektor pertama
F1
: vektor kedua
α : sudut apit antara
kedua vektor
v
Contoh
:
Diketahui dua buah vektor, masing-masing besarnya 8 N
dan 6 N.Tentukan nilai resultan kedua vektor tersebut, jika titik
pangkalnyaberimpit dan membentuk sudut 60º!
Diketahui :
F1 = 8 N
F2 = 6 N
α= 60°
b). Menentukan Arah Resultan Vektor Menggunakan
RumusSinus
Anda
ketahui bahwa vektor merupakan besaran yang mempunyai nilaidan arah. Untuk
menentukan arah dari vektor resultan terhadap salah satuvektor komponennya
dapat digunakan persamaan sinus.
Perhatikan Gambar 1.12!
Diketahui
dua buah vektor, F1 dan F2 membentuk sudut α . Sudutantara vektor
resultan (R) dengan vektor F1 adalah β , sedangkan sudutantara
resultan (R) dan vektor F2 adalahα - β . Secara
matematispersamaan ini dapat ditulis sebagai berikut.
v Contoh :
Diketahui
dua buah vektor masing-masing panjangnya 8 cm dan 6 cm.Jika kedua vektor
berimpit dan saling tegak lurus, maka tentukanarah resultan vektor tersebut
terhadap kedua vektor tersebut!
Diketahui :
F1 = 8 cm
F2 = 6 cm
α= 90° (tegak lurus)
Ditanyakan :
a. β= ...?
b. (α - β) = ...?
Jawab :
Anda cari terlebih dahulu resultan kedua vektor.
a.
Arah
vektor resultan (R) terhadap vektor F1.
b. Arah resultan vektor (R) terhadap vektor F1.
5.
Operasi perkalian
Operasi
perkalian vektor ada 2 jenis, yaitu perkalian skalar dengan vektor dan
perkalian vektor dengan vektor. Perkalian vektor dengan vektor terdiri dari
perkalian titik (dot product) dan perkalian silang (cross product).
e. DOT PRODUCT
Perkalian titik dari dua buah vector A dan B
dituliskan sebagai A • B ( dibaca A titik B). Perkalian titik A •
B didefinisikan sebagai suatu scalar yang sama dengan hasil kali dari besar
kedua vector dengan kosinus sudut apitnya. Sesuai definisinya maka
A • B=A B cos θ
dan
A • B = B • A
Beberapa
hal penting dalam perkalian titik
- Selain hokum komutatif, perkalian titik juga
memenuhi hokum distribusi
A • (B + C) = A • B + A • C - Jika kedua vector A dan B saling tegak lurus,
sudut apit θ = 900, sedangkan cos θ, maka A • B=AB
cos θ = 0
- Jika kedua vector A dan B searah, yaitu θ = 00,
sedangkan cos θ = 1, maka
A • B=AB - Jika B = A maka diperoleh A • B=A2
atau B •B = B2
- Jika kedua vector A dan B
berlawanan arah, yaitu θ =1800, sedangkan cos 1800 =
-1, maka
A • B= – AB
Penggunaan perkalian
titik dalam fisika, contohnya usaha, fluks listrik, fluks magnetic.
f. CROSS PRODUCT
Perkalian silang dari dua buah
vector A dan B dituliskan sebagai A x B ( dibaca A cross B ). Perkalian
silang A x B didefinisikan sebagai suatu vector yang tegak lurus pada
bidang di mana A dan B berada, dan besarnya sama dengan hasil kali dari besar
kedua vector dengan sinus sudut apitnya. Jadi,
Jika C = A x B
Maka C = AB sin θ
Beberapa hal penting dalam
perkalian silang
·
Nilai 00 ≤ θ ≥ 1800,
sedangkan nilai sin θ pasti positif, maka nilai C dalam C = A x B
sin θ selalu positif.
·
Perkalian silang bersifat anti
komutatif
A x B = – B x A
A x B = – B x A
·
Jika vector A dan B saling tegak
lurus yaitu sudut apit θ=900 sedangkan sin 900
= 1, maka
|A x B|= A B
|A x B|= A B
·
Jika vector A dan B segaris kerja,
dapat searah (θ = 00) atau berlawanan arah (θ
= 1800), sedangkan sin 00 = sin 1800 = 0 maka
A x B = 0
Penerapan perkalian silang dalam fisika pada momen didefinisikan
sebagai perkalian silang antara vector posisi r dan vector gaya F, (= r x F ),
gaya lorentz pada muata yang bergerak ( F = q v x B)
C.
|
|
1. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 masing-masing
sebesar 3 N dan 5 N mengapit sudut 60°
dan bertitik tangkap sama. Jumlah kedua vektor gaya tersebut adalah … .
a. 7 N d. 10 N
b. 8 N e. 12 N
c. 9 N
2. Dua vektor gaya F1 dan F2 masing-masing
sebesar 3 N dan 8 N bertitik tangkap
sama, ternyata membentuk resultan gaya yang besarnya 7 N. Sudut apit antara
kedua vektor gaya tersebut adalah … .
a. 30° d. 90°
b. 45° e. 120°
c. 60°
3.
Perhatikan
diagram vektor berikut ini!
Yang
menyatakan adanya hubungan x = y - z adalah gambar … .
a. (1) d. (4)
b. (2) e. (5)
c. (3)
4. Komponen-komponen
vektor pada sumbu X dan Y dari vektor P adalah 4
m dan 6 m. Komponen-komponen vektor pada sumbu X dan
Y dari vektor(P + Q) adalah 0 dan 9 m. Panjang vektor Q
adalah ….
a.
10 m d. 5 m
b.
9 m e. 4 m
c. 6 m
5. Dua vektor P dan Q besarnya
40 dan 20 satuan. Jika sudut antara kedua vektor tersebut sebesar 60°, maka besar
dari P – Q adalah ....
a. 20 b.
20 c. 30
d. 40 e.
60
6. Sebuah gaya F = (2i + 3j) N melakukan usaha dengan titik
tangkapnya berpindah menurut r = (4i + aj) m dan
vektor i dan j berturut-turut adalah vektor satuan yang
searah dengan sumbu x dan sumbu y pada koordinat kartesian. Bila usaha itu
bernilai 26 J, maka nilai a sama dengan...
a. 5 b. 6
c. 7 d. 8
e. 12
a. 5 b. 6
c. 7 d. 8
e. 12
7. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 masing-masing
besarnya 5 N dan 12 N, bertitik tangkap sama dan saling mengapit sudut 60°,
nilai resultan dari kedua vektor tersebut …
a.
10 b.20
c. 30 d. 25
e.
50
8. Diberikan dua buah vektor masing-masing vektor dan besarnya
adalah A = 8 satuan, B = 10 satuan. Kedua vektor ini
membentuk sudut 37°. Tentukan hasil dari: A × B
a. 64 b.
54
c. 48 d.
24
e. 74
9.
Perhatikan
gambar gaya-gaya di bawah ini!
Besar
resultan ketiga gaya tersebut adalah....
a. 2,0 N
b. 2 √3 N
c. 3,0 N d. 3 √3 N
e. 4√3 N
10. v1 = 5 dan v2
= 12 saling tegak lurus dan mengapit sudut 90o. Tentukan resultan
kedua vektor menggunakan rumus cosinus!
a. 13 b. 20
c. 10 d. 15
e. 12
RANGKUMAN
1.
Besaran vektor
adalah besaran yang mempunyai nilai (besar) dan arah, antara lain, perpindahan,
kecepatan, percepatan, momentum, dan gaya.
2.
Resultan vektor merupakan jumlah dari dua
atau lebih vektor.
3. Resultan vektor dapat diperoleh dengan beberapa
metode, antaralain, metode segitiga, metode jajargenjang, poligon, dan analitis.
4. Rumus mencari resultan vektor dan arahnya dengan
metode analisisadalah sebagai berikut.
5.
Perkalian vektor dengan vektor terdiri
dari perkalian titik (dot product) dan perkalian silang (cross product).
DAFTAR PUSTAKA
Joko Sumarsono. 2009. Fisika 1 Kelas X.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: 2009.
physic, m. (2012, Mei 24,pukul
01.34). penerapan vektor dalam kehidupan sehari-hari. Retrieved februari
13, 2015, from momentum physic: http://simplemomentum.blogspot.com/2012/05/penerapan-vektor-dalam-kehidupan-sehari.html
R.Spiegel,Murray.1991.AnalisisVektor.Jakarta:
Erlangga
WIKIPEDIA. (2013, April 5). Vektor
Satuan. Retrieved februari 11 , 2015,
from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Vektor_satuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar