KONSEP DASAR FISIKA SEKOLAH 1
DINAMIKA BENDA TITIK
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DAN
PENERAPANNYA
RISKA.S
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
A. DESKRIPSI
Pada makalah ini, akan membahas DINAMIKA BENDA
TITIK. Dengan pokok bahasan yaitu hukum newton tentang gerak dan penerapannya.
Dinamika merupakan salah satu bagian dari cabang fisika.Apakah yang terjadi jika benda dikenai gaya?
Pertanyaan
ini
merupakan
pertanyaan yang pernah kita dengar pada pembahasan fisika sejak kita kelas VII.Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk,
benda
akan
bergerak
hingga
benda
akan
berubah arah geraknya.
Jawaban
ini
selintas
sangat
mudah
bagi
kita yang sudah duduk di kelas XI.
Dinamika partikel/benda titik adalah cabang dari mekanika
yang mempelajari
penyebab
dari
gerak, yaitu
gaya. Gaya adalah sebuah dorongan atau penahanan yang diberikan oleh seseorang pada sebuah benda,
sehingga
benda
itu
dapat
bergerak, baik bergerak konstan maupun tidak konstan atau diam.
1.
Kompetensi
Dasar
Menerapkan
hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal,
dan gerak melingkar beraturan.
1.
Tujuan
Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1) Menyebutkan
pengertian dinamika.
2) Menyebutkan
bunyi hukum-hukum Newton tentang gerak.
3) Menyebutkan
contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari
4) Menerapkan
hukum-hukum Newton untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan.
5) Menjelaskan
aplikasi hukum Newton pada benda di atas bidang datar.
6) Menjelaskan
aplikasi hukum Newton pada gaya yang membentuk sudut.
7) Menjelaskan
aplikasi hukum Newton pada benda di atas bidang miring.
8) Menjelaskan
aplikasi hukum Newton pada gerak vertikal.
2.
Indikator
1)
Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum
1 Newton (hukum inersia) dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum
2 Newton dalam kehidupan sehari-hari.
3)
Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum
3 Newton dalam kehidupan sehari-hari.
4)
Menerapkan hukum Newton pada gerak benda
pada bidang miring tanpa gesekan.
5)
Menerapkan hukum Newton pada gerak vertikal.
6)
Menerapkan hukum Newton pada gerak
melingkar.
B. MATERI
1. Hukum-Hukum
Newton Tentang Gerak
a.
Hukum I Newton
Bagaimanakah hubungan antara gaya
dan gerak? Aristoteles (384-322 SM) percaya bahwa diperlukan sebuah gaya untuk
menjaga agar sebuah benda tetap bergerak sepanjang bidang horizontal. Ia
mengemukakan alasan bahwa untuk membuat sebuah buku bergerak melintasi meja,
kita harus memberikan gaya pada bukuitu secara kontinu. Menurut Aristoteles,
keadaan alami sebuah benda adalah diam, dan dianggap perlu adanya gaya untuk
menjaga agar benda tetap bergerak. Lebih jauh lagi, Aristoteles mengemukakan,
makin besar gaya pada benda, makin besar pula lajunya.
Kira-kira 2000 tahun kemudian,
Galileo Galilei (1564-1642) menemukan kesimpulan yang sangat berbeda dengan
pendapat Aristoteles. Galileo mempertahankan bahwa sama alaminya bagi sebuah
benda untuk bergerak horizontal dengan kecepatan tetap, seperti saat benda
tersebut berada dalam keadaan diam.
Bayangkan pengamatan yang melibatkan
sebuah gerak horizontal berikut ini untuk memahami gagasan Galileo. Untuk
mendorong sebuah benda yang mempunyai permukaan kasar di atas meja dengan laju
konstan dibutuhkan gaya dengan besar tertentu. Untuk mendorong benda lain yang
sama beratnya tetapi mempunyai permukaan yang licin di atas meja dengan laju
yang sama, akan memerlukan gaya lebih kecil. Jika selapis minyak atau pelumas
lainnya dituangkan antara permukaan benda dan meja, maka hampir tidak
diperlukan gaya sama sekali untuk menggerakkan benda itu. Pada urutan kasus
tersebut, gaya yang diperlukan makin kecil. Sebagai langkah berikutnya, kita
bisa membayangkan sebuah situasi di mana benda tersebut tidak bersentuhan
dengan meja sama sekali, atauada pelumas yang sempurna antara benda itu dan
meja, dan mengemukakan teori bahwa sekali bergerak, bendatersebut akan
melintasi meja dengan laju yang konstantanpa ada gaya yang diberikan. Sebuah bantalan
pelurubaja yang bergulir pada permukaan horizontal yang kerasmendekati situasi
ini. Demikian juga kepingan pada mejaudara, tampak seperti pada Gambar disamping,
di mana lapisanudara memperkecil gesekan sehingga hampir nol.
Galileo membuat kesimpulan hebatnya,
bahwa jika tidak ada gaya yang diberikan kepada benda yangbergerak, benda itu
akan terus bergerak dengan lajukonstan pada lintasan yang lurus. Sebuah benda
melambathanya jika ada gaya yang diberikan kepadanya. Dengandemikian, Galileo menganggap
gesekan sebagai gaya yangsama dengan dorongan atau tarikan biasa.
Sebagai contoh, mendorong sebuah
buku melintasimeja dengan laju tetap dibutuhkan gaya dari tangan kalian, hanya
untuk mengimbangi gaya gesek. Perhatikan Gambardisamping. Jika buku tersebut
bergerak dengan laju konstan, gayadorong kalian sama besarnya dengan gaya
gesek, tetapikedua gaya ini memiliki arah yang berbeda, sehingga gayatotal pada
benda (jumlah vektor dari kedua gaya) adalahnol. Hal ini sejalan dengan sudut
pandang Galileo, karena benda bergerak dengan laju konstan ketika tidak ada
gayatotal yang diberikan padanya.
Berdasarkan penemuan ini, Isaac
Newton (1642-1727), membangun teori geraknya yang terkenal. AnalisisNewton
tentang gerak dirangkum dalam “tiga hukumgerak”-nya yang terkenal. Dalam karya
besarnya, Principia(diterbitkan tahun 1687), Newton menyatakan
terimakasihnya kepada Galileo. Pada kenyataannya, hukumpertama Newton tentang
gerak sangat dekat dengankesimpulan Galileo. Hukum I Newton menyatakan bahwa:Setiap
benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerakdengan laju tetap sepanjang
garis lurus, kecuali jika diberigaya total yang tidak nol.
Kecenderungan sebuah benda untuk
mempertahankankeadaan diam atau gerak tetapnya pada garis lurus disebutinersia
(kelembaman). Sehingga, Hukum I Newton seringdisebut Hukum Inersia.
Hukum I Newton tidak selalu berlaku
pada setiapkerangka acuan. Sebagai contoh, jika kerangka acuan kaliantetap di
dalam mobil yang dipercepat, sebuah bendaseperti cangkir yang diletakkan di
atas dashboard mungkinbergerak ke arah kalian (cangkir tersebut tetap
diam selamakecepatan mobil konstan). Cangkir dipercepat ke arah kaliantetapi
baik kalian maupun orang atau benda lainmemberikan gaya kepada cangkir tersebut
dengan arahberlawanan. Pada kerangka acuan yang dipercepat sepertiini, Hukum I
Newton tidak berlaku. Kerangka acuan di manaHukum I Newton berlaku disebut kerangka
acuan inersia.Untuk sebagian besar masalah, kita biasanya dapatmenganggap
bahwa kerangka acuan yang terletak tetapdi Bumi adalah kerangka inersia
(walaupun hal ini tidaktepat benar, karena disebabkan oleh rotasi Bumi,
tetapicukup mendekati). Kerangka acuan yang bergerak dengankecepatan konstan
(misalnya sebuah mobil) relatifterhadap kerangka inersia juga merupakan
kerangka acuaninersia. Kerangka acuan di mana hukum inersia tidakberlaku,
seperti kerangka acuan yang dipercepat di atas,disebut kerangka acuan
noninersia. Bagaimana kita bisayakin bahwa sebuah kerangka acuan adalah
inersia atautidak? Dengan memeriksa apakah Hukum I Newtonberlaku. Dengan
demikian Hukum I Newton berperansebagai definisi kerangka acuan inersia.
Contoh
lainnya yaitu sebuah balok berada dalam keadaan diam, jika dibiarkan begitu
saja (tidak diberi pengaruh luar) maka balok tersebut akan tetap diam. Balok
dapat mengalami perubahan keadaan geraknya jika kepada balok tersebut bekerja
suatu pengaruh luar yang disebut dengan gaya. Pada dasarnya setiap benda
memiliki sifat inert (lembam), artinya bila tidak ada ganguan dari luar benda
cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Newton mengartikan keadaan gerak ini
sebagai kecepatan benda. Bila resultan pengaruh luar sama dengan nol, maka
kecepatan benda tetap dan benda bergerak lurus beraturan atau diam jika awalnya
memang diam. Dengan demikian pernyataan Aristoteles bahwa gaya diperlukan untuk
mempertahankan gerak tidaklah tepat. Benda bisa saja tetap bergerak lurus
beraturan meskipun tidak ada gaya yang bekerja padanya. Pernyataan terakhir
seolah aneh.
Barangkali
selama ini kita menganggap bahwa benda akan bergerak jika kepadanya diberi
gaya, dan jika gaya tersebut dihilangkan maka benda akan kembali berhenti. Kita
tergoda menyimpulkan hal tersebut (sebagaimana yang dilakukan oleh Aristoteles)
karena pengalaman sehari-hari yang tidak diobservasi secara menyeluruh. Misalnya,
ketika kita mendorong sebuah kursi dan kursi tersebut berhasil bergerak ke
suatu arah tertentu, lalu kita melepaskan kursi, maka kursi akan segera
berhenti. Berdasarkan keadaan ini kita buru-buru menyimpulkan bahwa benda dapat
bergerak terus-menerus jika dikenai gaya terus-menerus, dan akan segera
berhenti jika tidak diberi gaya lagi. Sekarang bayangkan apa yang akan terjadi
jika lantai cukup licin dan permukaan kursi juga licin, atau bayangkan apa yang
akan terjadi jika lantai dan kursi super licin (benar-benar tidak terjadi
gesekan)? Jika hal itu terpenuhi, maka kursi akan terus bergerak dengan
kecepatan tetap pada lintasan lurus.
Karena
kecepatan adalah besaran relatif, artinya kecepatan bergantung kepada kerangka
acuan yang dipakai, maka pernyataan bahwa kecepatan benda tidak berubah juga
bergantung kepada kerangka acuan. Kerangka acuan di mana penalaran Newton di
atas berlaku disebut kerangka acuan inersial, yaitu suatu kerangka acuan yang
benar-benar diam atau benar-benar bergerak dengan kecepatan tetap.
Dapat
dikatakan bahwa hukum Newton pertama ini merupakan definisi bagi kerangka
inersial. Kerangka acuan inersia yang digunakan untuk menganalisis gerak di
atas permukaan bumi adalah bumi itu sendiri. Hukum pertama Newton lebih presisi
dibanding dengan apa yang diusulkan Aristoteles. Tanpa adanya gaya luar, sebuah
benda yang bergerak akan tetap terjaga bergerak. Dengan kata lain kecepatannya
tidak akan berubah baik besar maupun arah. Ketahanan sebuah benda untuk merubah
gerakan disebut inersia. Hukum pertama Newton ekivalen dengan mengatakan
sebuah benda mempunyai inersia.
Hukum newton tentang gerak sering juga dituliskan
∑F = 0 ,
maka partikel akan diam atau bergerak lurus
Hukum pertama Newton menyatakan keadaan keseimbangan sebuah partikel yaitu
sebagai prasarat sebuah partikel berada dalam keadaan keseimbangan, yaitu
sebuah partikel dikatakan seimbang bila ∑F = 0 . Blogger disini menyebutnya
sebagai partikel sebab kalau untuk benda ada syarat tersendiri yang akan
dibahas terpisah dalam posting keseimbangan benda.
Hukum pertama Newton tentang gerak ini dikemukakan Newton setelah
mempelajari gagasan Galileo seorang Ilmuwan Italia yang mengatakan bahwa”
sebuah partikel atau benda yang bergerak lurus beraturan tidak memerlukan gaya”
atau yang biasa disingkat glb.
b. Hukum II Newton
v Hubungan
Antar Besaran
Untuk
memahami hukum II Newton dapat kalian pelajari terlebih dahulu hubungan antara
percepatan benda dengan massa dan gaya yang
mempengaruhinya. Menurut Newton percepatan suatu benda di pengaruhi oleh
gaya F dan massa m.
Coba
kalian amati orang yang mendorong mobil mogok pada Gambar disamping. Lebih cepat bergerak manakah kejadian didorong
satu orang dengan kejadian atau didorong banyak orang? Tentu kalian langsung
menjawab lebih cepat kejadian yang didorong banyak orang karena dengan banyak orang berarti gayanya
besar (F besar). Lebih cepat bergerak berarti dapat menggambarkan perubahan
kecepatan yang besar atau percepatan yang besar.
Dari
kejadian di atas dapat menjelaskan bahwa percepatan dari kejadian yang didorong
oleh satu orang, benda dipengaruhi oleh gaya F. Jika massa tetap (sama) maka percepatan
benda sebanding dengan gayayang bekerja pada benda.
Hubungan
massa dan percepatan dapat kalian pahami dengan mencoba menarik kursi (m kecil)
dan menarik meja (m besar). Coba bandingkan lebih mudah bergerak yang mana?
Jika gaya kalian sama tentu kursi akan lebih cepat bergerak berarti massa yang
kecil akan mengalami percepatan yang besar. Dari kejadian ini dapat diperoleh
hubungan bahwa percepatan benda berbandingterbalik dengan massanya.
v Berat,
Gaya Normal dan Gaya Gesek
Hukum-hukum
Newton dapat digunakan untuk menganalisa atau menyelesaikan suatu permasalahan
berdasarkan gaya-gaya yang bekerja. Di alam ini banyak sekali jenis gaya yang
dapat bekerja pada benda. Tiga jenis gaya yang perlu kalian ketahui adalah berat,
gayanormal, dan gaya gesek.
Gaya
normal dan gaya gesek merupakan proyeksi gaya kontak. Setiap ada dua
benda yang bersentuhan akan timbul gaya yang di namakan gaya sentuh atau gaya
kontak. Gaya kontak ini dapat di proyeksikan menjadi dua komponen yang saling
tegak lurus. Proyeksi gayakontak yang tegak lurus bidang sentuh dinamakan
gayanormal. Sedangkan proyeksi gaya kontak yang sejajarbidang sentuh di
namakan gaya gesek.
a) Berat
Setiap
benda memiliki berat, seperti yang telahdisinggung di depan, berat disimbulkan
w. Sudah tahukahkalian dengan berat itu? Berat adalah gaya gravitasibumi yang
dirasakan oleh benda-benda di sekitar bumi. Berat suatubenda didefinisikan
sebagai hasil kali massa m dengan
percepatan gravitasi g.
w
= m g ......................................(4.3)
dengan
w
= berat (N)
m
=
massa benda (kg)
g
=
percepatan gravitasi (m/s2)
Percepatan
gravitasi di permukaan bumi dapatmenggunakan pendekatan g = 10 m/s2.
b). Gaya Normal
Di
atas kalian telah dijelaskan tentang gaya normalyaitu temasuk proyeksi gaya
kontak. Gaya ini terjadi jikaada kontak dua benda. Misalnya balok berada di
atasmeja atau lantai, penghapus ditekankan pada papan saatmenghapus.
c). Gaya
Gesek
Pernahkah
kalian mendorong atau menarik balokdan sulit bergerak? Misalnya seperti pada
Gambar 4.12.
Salah satu penyebab keadaan itu adalah gaya gesek. Seperti penjelasan di depan,
gaya gesek merupakan proyeksi gaya kontak yang sejajar bidang sentuh. Pada
gerak translasi arah gaya ini akan menentang kecenderungan arah gerak sehingga
dapat mempersulit gerak benda. Berdasarkan keadaan benda yang dikenainya, gaya gesek
dapat dibagi menjadi dua. Untuk keadaan benda yang diam dinamakan gaya gesek
statis fs dan untuk keadaan benda yang bergerak dinamakan gaya gesek kinetik
fk.
Gaya gesek statis
Gaya
gesek ini terjadi pada keadaan diam berarti besarnya akan memenuhi hukum I
Newton. Contohnya seperti balok pada Gambar 4.13. Balok ditarik gaya F,
karena tetap diam berarti fs = F agar ΣF = 0. Gaya gesek statis ini memilki nilai maksimum fs
max yaitu gaya gesek yang terjadi pada saat benda tepat akan bergerak. fs
max dipengaruhi oleh gaya normal dan kekasaran bidang sentuh (μs). Gaya gesek statis
maksimum sebanding dengan gaya normal N dan sebandingdengan koefisien gesek
statis μs. Dari kesebandingan
ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
fs max
~ N
fs max
~ μs
fs max = μsN..............(4.4)
dengan : fS max
= gaya gesek statis maksimum (N)
μS = koefisien gesek statis
N = gaya normal (N)
Dari nilai fs max
pada persamaan 4.4 maka nilai gaya gesek statis akan memenuhi syarat sebagai
berikut.
fs
≤ μS N
.......................................(4.5)
Gambar 4.13
Balok
ditarik gaya F tetap diam
karena
ada gaya gesek fs
Gaya gesek kinetik
Gaya
gesek kinetik timbul saat benda bergerak. Besar gaya gesek kinetik sesuai
dengan fs max yaitu sebanding dengan gaya normal N dan sebanding dengan koefisien
gesek kinetik μk.
Dari hubungan ini dapat dirumuskan seperti berikut.
fk
= μk . N
.......................................(4.6)
dengan : fk = gaya
gesek kinetik (N)
μk = koefisien gesek kinetik
N = gaya normal
(N)
Newton berpendapat bahwa kecepatan
akan berubah.Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda
mungkinmenyebabkan lajunya bertambah. Akan tetapi, jika gayatotal itu mempunyai
arah yang berlawanan dengan gerakbenda, gaya tersebut akan memperkecil laju
benda. Jikaarah gaya total yang bekerja berbeda arah dengan arahgerak benda,
maka arah kecepatannya akan berubah (danmungkin besarnya juga). Karena
perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan, berarti dapat
dikatakanbahwa gaya total dapat menyebabkan percepatan.
Bagaimana hubungan antara percepatan
dan gaya?Pengalaman sehari-hari dapat menjawab pertanyaan ini.Ketika kita
mendorong kereta belanja, maka gaya totalyang terjadi merupakan gaya yang kita
berikan dikurangigaya gesek antara kereta tersebut dengan lantai. Jika
kitamendorong dengan gaya konstan selama selang waktutertentu, kereta belanja
mengalami percepatan darikeadaan diam sampai laju tertentu, misalnya 4 km/jam.
Jika kita mendorong dengan gaya dua
kali lipat semula, maka kereta belanja mencapai 4 km/jam dalam waktu setengah
kali sebelumnya. Ini menunjukkan percepatan kereta belanja dua kali lebih
besar. Jadi, percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang diberikan.
Selain bergantung pada gaya, percepatan benda juga bergantung pada massa. Jika
kita mendorong kereta belanja yang penuh dengan belanjaan, kita akan menemukan
bahwa kereta yang penuh memiliki percepatan yang lebih lambat. Dapat
disimpulkan bahwa makin besar massa maka akan makin kecil percepatannya,
meskipun gayanya sama. Jadi, percepatan sebuah bendaberbanding terbalik dengan
massanya.
Hubungan ini selanjutnya dikenal
sebagai Hukum II Newton, yang bunyinya sebagai berikut: Percepatan sebuah
benda berbanding lurus dengan gayatotal yang bekerja padanya dan berbanding
terbalik denganmassanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya.
Hukum II Newton tersebut dirumuskan
secara matematis dalam persamaan:
a = atau ΣF = m.a
................................ (4.1)
dengan:
a = percepatan (m/s2) m = massa benda (kg)
ΣF = resultan gaya (N)
Berbagai
pengamatan menunjukan bahwa untuk menghasilkan perubahan kecepatan yang sama,
pada benda yang berbeda dibutuhkan ‘besar’ pengaruh luar yang berbeda pula.
Sebaliknya dengan besar pengaruh luar yang sama, perubahan kecepatan pada
benda-benda ternyata berbeda-beda. Jadi ada suatu kuantitas intrinsik (diri)
pada benda yang menentukan ukuran seberapa besar sebuah pengaruh luar dapat mengubah
kondisi gerak benda tersebut. Kuantitas ini sebanding dengan jumlah dan jenis
zat. Kuantitas intrinsik pada benda ini kemudian disebut sebagai massa inersia,
disimbulkan dengan m. Massa inersia (atau sering disebut sebagai massa)
memberikan ukuran derajat kelembaman atau derajat inersia sebuah benda. Satuan
dari massa adalah kilogram, dalam satuan
SI. Makin besar massanya makin sulit untuk menghasilkan perubahan kondisi gerak
pada benda tersebut.
c. Hukum
III Newton
Hukum II Newton menjelaskan secara
kuantitatif bagaimana gaya-gaya memengaruhi gerak. Tetapi kita mungkin
bertanya, dari mana gaya-gaya itu datang? Berdasarkan pengamatan membuktikan
bahwa gaya yang diberikan pada sebuah benda selalu diberikan oleh benda lain.
Sebagai contoh, seperti pada gambar 4.8 seekor kuda yang menarik kereta, tangan seseorang mendorong
meja, martil memukul/ mendorong paku, atau magnet menarik paku. Contoh tersebut
menunjukkan bahwa gaya diberikan pada sebuah benda, dan gaya tersebut diberikan
oleh benda lain, misalnya gaya yang diberikan pada meja diberikan oleh tangan.
Newton menyadari bahwa hal ini tidak
sepenuhnya seperti itu. Memang benar tangan memberikan gaya pada meja, tampak
seperti pada Gambar disamping tetapi meja tersebut jelas memberikan gaya
kembali kepada tangan. Dengan demikian, Newton berpendapat bahwa kedua benda
tersebut harus dipandang sama. Tangan memberikan gaya pada meja, dan meja
memberikan gaya balik kepada tangan.
Hal ini merupakan inti dari Hukum
III Newton, yaitu:
Ketika suatu benda memberikan gaya
pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi
berlawanan arah terhadap benda pertama.
Hukum III Newton ini kadang
dinyatakan sebagai hukum aksi-reaksi, “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama
dan berlawanan arah”. Untuk menghindari kesalahpahaman, sangat penting untuk
mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda.
Kebenaran Hukum III Newton dapat
ditunjukkan dengan contoh berikut ini. Perhatikan tangan kalian ketika
mendorong ujung meja. Bentuk tangan kalian menjadi berubah, bukti nyata bahwa
sebuah gaya bekerja padanya. Kalian bisa melihat sisi meja menekan tangan kalian.
Mungkin kalian bahkan bisa merasakan bahwa meja tersebut memberikan gaya pada
tangan kalian; rasanya sakit! Makin kuat kalian mendorong meja itu, makin kuat
pula meja tersebut mendorong balik. Perhatikan bahwa kalian hanya merasakan
gaya yang diberikan pada kalian, bukan gaya yang kalian berikan pada
benda-benda lain.
2. Penerapan Hukum Newton
a. Gerak Benda pada Bidang Datar
Gambar 4.12 menunjukkan pada sebuah balok yang
terletak pada bidang mendatar yang licin, bekerja gaya F
mendatar hingga balok bergerak
sepanjang bidang tersebut. Komponen gaya-gaya pada sumbu y
adalah:
ΣFy
= N – w
Dalam hal ini, balok tidak bergerak
pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy
= 0
N
– w = 0
N
= w = m.g ..........................................................
(4.3)
dengan:
N
= gaya normal (N)
w
= berat benda (N)
m
= massa benda (kg)
g
= percepatan gravitasi (m/s2)
Sementara itu, komponen gaya pada
sumbu x adalah:
ΣFx
= F
Dalam hal ini, balok bergerak pada
arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat dihitung sebagai berikut:
ΣFx
= m.a
F
= m.a
a
= m
F
.............................................................
(4.4)
dengan:
a =
percepatan benda (m/s2)
F =
gaya yang bekerja (N)
m =
massa benda (kg)
g =
percepatan gravitasi (m/s2)
b.
Gerak Benda Pada Bidang Miring
Gambar 4.13 menunjukkan sebuah balok
yang bermassa m bergerak menuruni bidang miring yang licin. Dalam hal ini
kita anggap untuk sumbu x ialah bidang miring, sedangkan sumbu
y
adalah tegak lurus padabidang
miring. Komponen gaya berat w pada sumbu y
adalah:
wy
= w.cos α = m.g.cos α
Resultan gaya-gaya pada komponen
sumbu y adalah:
ΣFy = N
– wy = N – m.g.cos α
Dalam hal ini, balok tidak bergerak
pada arah sumbu y,
berarti ay
= 0, sehingga:
ΣFy = 0
N
– m.g.cos α = 0
N
= m.g.cos α ......................................................
(4.5)
dengan:
N
= gaya normal pada benda (N)
m
= massa benda (kg)
g
= percepatan gravitasi (m/s2)
α
= sudut kemiringan bidang
Sementara itu, komponen gaya berat (w) pada sumbu x
adalah:
wx
= w.sin α = m.g.sin α
Komponen gaya-gaya pada sumbu x
adalah:
ΣFx
= m.g.sin α
Dalam hal ini, balok bergerak pada
arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat dihitung sebagai
berikut:
ΣFx
= m.a
m.g.sin α = m.a
a
= g.sin α ..................................................
(4.6)
dengan:
a
= percepatan benda (m/s2)
g
= percepatan gravitasi (m/s2)
α
= sudut kemiringan bidang
c. GerakBenda Didalam Lift
Gambar 4.15
menunjukkan
seseorang yang beradadi dalam lift.Dalam hal ini ada beberap kemungkinan peristiwa,
antara lain:
1). Lift
dalam
keadaan
diam
atau
bergerak
dengan
kecepatan
konstan. Komponen gaya pada sumbuy
adalah:
ΣFy= N – w
Dalamhalini,
lift dalam
keadaan
diam
atau
bergerak
dengan
kecepatan
tetap (GLB) pada komponen sumbuy, berartiay = 0, sehingga:
ΣFy= 0
N – w= 0
N = w = m.g
...................................................(4.10)
dengan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
g = percepatangravitasi (m/s2)
2). Lift dipercepatkeatas
Komponen gaya pada sumbuy adalah:
ΣFy= N – w
Dalam hal ini, lift
bergerak
keatas
mengalami
percepatan
a, sehingga:
ΣFy= N – w
N – w = m.a
N = w + (m.a) ................................(4.11)
dengan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)
3). Lift
dipercepatkebawah
Komponengayapadasumbuy adalah:
ΣFy= w – N
Dalamhalini,
lift bergerakkebawahmengalamipercepatana, sehingga:
ΣFy= m.a
w – N = m.a
N = w – (m.a) .................................(4.12)
dengan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)
Catatan:
Apabila lift mengalamiperlambatan, makapercepatana = -a.
Evaluasi
Ø
PilihanGanda
1. Dari
gambar berikut, balok A mempunyai massa 2 kg dan balok B = 1 kg. Bila gaya gesekan antara benda A dengan bidang
2,5 Newton, sedangkan gaya gesekan tali dengan katrol diabaikan, maka
percepatan kedua benda adalah…
a. 20,0
m.s-2
b. 10,0
m.s-2
c. 6,7 m.s-2
d. 3,3
m.s-2
e. 2,5
m.s-2
Kunci
Jawaban : E
2.
Dari gambar berikut, balok
A mempunyai massa 2 kg dan balok B = 1 kg. Balok B mula-mula diam dan kemudian bergerak kebawah sehingga menyentuh lantai. Bila g = 10 m.s-2, nilai tegangan tali T adalah…
a. 20,0
Newton
b. 10,0
Newton
c. 6,7 Newton.
d. 3,3
Newton
e. 1,7
Newton
Kunci J awaban : C
3. Benda bermassa m = 10 kg berada di
atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 12 N ke arah kanan. Jika koefisien gesekan
statis antara benda dan lantai adalah 0,2 dengan koefisien gesekan kinetis 0,1
. Berapa besarnya gaya gesek antara benda dan lantai ?
a. 5 N
b. 10 N
c. 12 N
d. 15 N
e. 20 N
Kunci Jawaban : C
4. Jika benda bermassa m = 10 kg berada
di atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 25 N ke arah kanan. Jika koefisien
gesekan statis antara benda dan lantai adalah 0,2 dengan koefisien gesekan
kinetis 0,1. Berapa Jarak yang ditempuh benda setelah 2 sekon ?
a. 4 meter
b. 3 meter
c. 5 meter
d. 10 meter
e. 12 meter
Kunci Jawaban : B
5. Jika sebuah balok bermassa 100 kg
diluncurkan dari sebuah bukit. Anggap lereng bukit rata dan memiliki koefisien
gesek 0,125. Percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan sin 53o
= 0,8, cos 53o = 0,6. Berapa percepatan gerak balok tersebut ?
a. 7, 25
b. 7,5
c. 5
d. 6,5
e. 3
Kunci Jawaban : A
6. Jika balok A massa 40 kg dan balok B
massa 20 kg berada di atas permukaan licin didorong oleh gaya F sebesar 120 N.
Berapa besar percepatan gerak kedua balok
dan gaya kontak yang terjadi antara
balok A dan B ?
a. 2 dan 40 N
b. 5 dan 20 N
c. 12 dan 6 N
d. 20 dan 40 N
e. 2 dan 20 N
Kunci Jawaban : A
7. Sebuah elevator bermassa 400 kg
bergerak vertikal ke atas dari keadaan diam dengan percepatan tetap 2 m/s2.
Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 , maka tegangan tali penarik
elevator adalah....
A. 400 newton
B. 800 newton
C. 3120 newton
D. 3920 newton
E. 4720 newton
Kunci Jawaban : E
8. Perhatikan
gambar! Balok A bermassa 30 kg yang diam di atas lantai licin dihubungkan
dengan balok B bermassa 10 kg melalui sebuah katrol. Balok B mula-mula ditahan
kemudian dilepaskan sehingga bergerak turun. Percepatan sistem adalah… (g = 10
ms-2)
A. 2,5 ms-2
B. 10 ms-2
C. 12 ms-2
D. 15 ms-2
E. 18 ms-2
Kunci
J awaban : A
9.
Beban m yang mengalami 5 kg
dan percepatan gravitasi 10 ms-2terletak di atas bidang miring
dengan sudut kemiringan 370(Sin 37 = 0,6). Beban mengakhiri gaya F
mendatar sebesar 20 N berapa percepatan m?
a.
2,8
b.
7,5
c.
8
d.
2,5
e.
2,7
Kunci jawaban : A
10. Balok mengalami gaya
tarik F1 = 15 N ke kanan dan gaya F2 ke kiri. Jika benda tetap diam berapa
besar F2?
a.
15 N
b.
20 N
c.
25 N
d.
30 N
e.
35 N
Kunci jawaban : A
Ø
ESAY
1.
Gambar
di samping dimaksudkan suatu benda (balok) terletak di atas
bidang
datar yang licin. Balok
mengalami
gaya
tarik F1 = 15 N kekanan
dan
gaya F2 kekiri. Jika
benda
tetap
diam
berapa
besar F2?
2.
Balok massanya 10 kg berada di
atas lantai kasar kemudian ditarik oleh gaya F arah mendatar. Jika koefisien gesekan statisμs = 0,5 dan koefisien gesekan kinetikμk = 0,3. Tentukan besarnya gaya gesek pada saat balok tepatakan bergerak. (g =
10 m/s2
3.
Balok A bermassa 2 kg dan B
bermassa 4 kg disusun seperti pada gambar. Bila koefisien gesekan lantai adalah 3 kali
koefisien gesekan balok B, balok A tepat akan bergerak dengan percepatan 5 m s–2. Maka perbandingan gaya gesekan antara balok A dan lantai dengan balok A dan B
adalah… g = 10 m/s2
RANGKUMAN
1.
Sifat kelembaman suatu benda adalah
sifat suatu benda untuk mempertahankan keadaan semula.
2. Sifat
kelembaman suatu benda ini oleh Newton disebut sebagai Hukum I Newton.
3. Hukum
I Newton: Sebuah benda tetap pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan, jika tidak ada suatu gaya eksternal netto yang
memengaruhi benda tersebut.
4. Jika
ΣF
= 0 maka benda yang diam tetap diam atau yang bergerak dengan kecepatan konstan
tetap bergerak dengan kecepatan konstan.
5. Percepatan
yang ditimbulkan oleh suatu gaya besarnya berbanding lurus dan searah dengan
gaya tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda.
DAFTAR PUSTAKA
Joko sumarsono. 2008. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Kanginan, Marthen. 2002.Fisika untuk SMA kelas X Semester 1. Jakarta
: Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.1998.Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan).Jakarta
: Penebit Erlangga
dan gaya kontak yang terjadi antara balok A dan B ?
A. 400 newton
B. 800 newton
C. 3120 newton
D. 3920 newton
E. 4720 newton
Kunci Jawaban : E
A. 2,5 ms-2
B. 10 ms-2
C. 12 ms-2
D. 15 ms-2
E. 18 ms-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar