Pembahasan
menganalisa bagian struktur yang mendapat momen puntir, kita
akan mengikuti pendekatan dasar yang digariskan yaitu yang pertama, system
secara keseluruhan diselesaikan untuk keseimbangan, kemudian digunakan metode
irisan dengan membuat bidang irisan yang tegak lurus terhadap sumbu dari bagian
struktur. Setiap sesuatu yang berada di luar sebuah potongan lalu dipindahkan
dan akhirnya akan diterangkan adalah momen puntir dalam atau penahan yang
diperlukan untuk menjaga keadaan seimbang dari bagian yang telah terpisah
ditentukan.
Salah satu gerak yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah gerak osilasi atau getaran. Sebuah partikel dikatakan
berosilasi apabila bergerak secara periodic terhadap suatu posisi setimbang.
Dari semua gerak osilasi yang terpenting adalah gerak harmonic sederhana karena
disamping merupakan gerak yang paling mudah digambarkan secara matematis tetapi
ia juga merupakan gambaran yang cukup jelas tentang banyak osilasi yang terjadi
di alam. Salah satu jenis gerak osilasi yang sering kita dapatkan tersebut
adalah ayunan puntir. Ayunan puntir atau dalam bahasa lainnya bandul puntiran
(Torsional pendulum), berupa sebuah piringan yang digantungkan pada ujung
sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan. Batang kawat
tersebut dibuat tetap terhadap sebuah penyangga yang kokoh dan terhadap
piringan tersebut. Pada posisi setimbang piringan dibuat sebuah penyangga garis
radian dari pusat piringan ke tempat gantungan. Jika piringan dirotasikan dalam
bidang horizontal kea rah posisi radial maka kawat akan terpuntir. Kawat yang
terpuntir akan melakukan torka pada piringan yang cenderung akan
mengembalikannya ke bentuk semula
Sebuah benda tegar yang digantung dari suatu titik yang
merupakan pusat massanya akan berosilasi ketika disimpangkan dari posisi
kesetimbangannya. Sistem seperti ini disebut Bandul Puntir.
Suatu benda akan dikatakan terpuntir apabila benda tersebut
digantungkan pada kawat yang diputar pada bidang horizontal dan diberi
simpangan tertentu kemudian dilepas maka benda tersebut akan bergerak osilasi
atau terpuntir . Ayunan punter merupakan sebuah piringan yang digantungkan pada
ujung sebuah batang kawat yang dipasang pada pusat massa piringan.
Pada praktikum ini yaitu ayunan puntir kita dapat menentukan
konstanta puntir k dan modulus geser M dari kawat logam. Kawat yang digunakan
pada percobaan ini ada 2 jenis kawat yaitu kawat besi dan juga kawat
tembaga. Untuk obyek yang akan diamati yaitu sebuah piringan.
Pengamatan pertama yang dilakukan adalah pada kawat tembaga dengan
piringan sebagai obyeknya. Pada pengukuran pertama yaitu pada panjang kawat
sepanjang 1,5 m diperoleh waktu untuk melakukan 15ayunan
sebesar 78,00 sekon dan pada panjang kawat 1,3 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan sebesar 71,00 sekon. Pengamatan
kedua yaitu pada kawat besi dan pringan sebagai obyeknya. Pada
pengukuran pertama yaitu pada panjang kawat sepanjang 1,5 m diperoleh
waktu untuk melakukan 15 ayunan sebesar 109,00 sekon dan
pada panjang kawat 1,3 m diperoleh waktu untuk
melakukan 15 ayunan sebesar103,00 sekon. Dari data ini kita
dapat simpulkan bahwa semakin panjang kawat yang digunakan maka semakin besar
waktu yang diperlukan untuk menempuh 15 kali ayunan puntir.
Dari hasil pengamatan ini, kita dapat menghitung besar modulus
geser M dan konstanta puntir k. Dari analisis data yang dilakukan diperoleh
suatu kesimpulan bahwa modulus geser dari benda semakin besar jika panjang
kawat yang digunakan juga besar. Pada kawat tembaga dengan panjang
tali 1,5 m, modulus gesernya sebesar = 2,62134.1012 kg
s2/m dan konstanta puntirnya sebesar 1686,41 x. Pada
kawat tembagadengan panjang tali 1,3 m, modulus gesernya
sebesar 2,74187.1012 kg/s2m dan konstanta puntirnya sebesar
2035,34x10-7. Pada kawat besi dengan panjang tali 1,5 m, modulus gesernya
sebesar 8,7971x1011 kg/s2m dan konstanta puntirnya
sebesar 8635,76 x 10-7. Pada kawat tembaga dengan panjang
tali 1,3 m, modulus gesernya
sebesar 8,5382 x 1011 kg/s2m dan konstanta puntirnya
sebesar 9671,17.10-7. Pada konstanta puntir, semakin pendek panjang
kawat yang digunakan maka semakin besar konstanta puntir yang dihasilkan.
Modulus geser juga dipengaruhi oleh periode osilasi suatu
benda, dimana jika periode osilasi semakin besar maka modulus gesernya akan
semakin kecil. Dengan kata lain, periode osilasi dengan modulus geser suatu
benda berbanding terbalik. Untuk nilai k pada masing-masing panjang kawat yaitu
semakin besar panjang kawat yang digunakan maka semakin kecil nilai konstanta
puntir suatu benda.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini
adalah modulus geser suatu benda dipengaruhi oleh periode o
silasi benda dimana
semakin besar periode osilasi benda maka semakin kecil modulus geser yang
diperoleh. Konstanta puntir suatu benda juga dipengaruhi oleh periode osilasi
dan panjang kawat.
I. Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam pelaksanaan
praktikum kali ini adalah sebaiknya semua perlengkapan praktikum dilengkapi
terlebih dahulu sebelum praktikum berjalan agar waktu praktikum dapat lebih
efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar